Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

PENGERTIAN IBADAH DALAM ISLAM

Gambar
Definisi Ibadah Dalam Islam Pengertian Ibadah >> Ibadah secara bahasa (etimologi) berartu nerebdahkan diri serta tunduk . Sedangkan menurut syara' (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi Ibadah itu diantara lain adalah : Definisi Ibadah Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalu lisan para Rasul-Nya. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap. Ibadah terbagi menjadi ibadah terbagi menjadi beberapa yakni, ibadah, hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raha'(mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) d

Beribadah Sepanjang Hidup "Beribadah Itu Asyik"

Gambar
Beribadah Sepanjang Hidup >> Menurut Sayyid Qutb dalam tafsirnya Fi Zahilalil Qur'an menjelaskan, bagaimana ibadah malaikat kepada Allah. Karena malaikat adalah makhluk yang palng dekat kepada Allah. Hal ini bisa dilihat dari ketaatan malaikat dalam ibadah yang tidak pernah terputus dan terhenti. Ibadah Malaikat " Dan kepunyaan'Nyalah segala yang dilangit dan dibumi. dan malaikat yang disisi'Nya, mereka tidak mempunyai rasa sangkuh untuk menyembah'Nya dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti" (QS.21:19-20). Manusia, Menurut Sayyid Qutb, bisa melakukan ibadah seperti itu sepanjang siang dan malam, tetapi tidak sama dengan apa yang dilakukan malaikat mampu dilakukan (dengan tasbih tanpa putus) sebab malaikat tidak punya hawa nafsu. Karena Islam menganggap segala gerakan dan napas sebagai ibadah bila seorang Muslim mempersembahkan dan menghadapkannya kepada Allah. Bahkan, walaupun hal itu merupakan kesenangan materi

Bisakah Kalian Menjawab Pertanyaan Ini di Alam Kubur Nanti ?

Gambar
PERTANYAAN MALAIKAT DIDALAM KUBUR : Pertanyaan Dialam Kubur Kematian adalah sebuah hal yang menakutkan bagi kebanyakan orang didunia ini, namun kematian sudah menjadi takdir semua manusia yang tidak bisa dihindari dengan cara apapun. ketika manusia mati dan dikuburkan mereka akan mendapatkan pertanyaan-pertanyaan yang mudah tapi sulit !!! Mudah bagi muslim yang diridhai Allah Sulit bagi orang kaffir, musrik dll. padahal jika kita hafalkan pertanyaan ini tidak membutuhkan waktu lama untuk menghafalnya. Berikut Pertanyaan Malaikat Kepada Kita Saat Di Alam Kubur Nanti : Tanya : Man Rabbuka? Siapa Tuhanmu? Jawab : Allahu Rabbi. Allah Tuhanku. Tanya : Man Nabiyyuka? Siapa Nabimu? Jawab : Muhammadun Nabiyyi. Muhammad Nabiku Tanya : Ma Dinuka? Apa agamamu? Jawab : Al-Islamu dini. Islam agamaku Tanya : Man Imamuka? Siapa imammu? Jawab : Al-Qur'an Imami. Al-Qur'an Imamku Tanya : Aina Qiblatuka? Di mana kiblatmu? Jawab : Al-Ka'batu Qiblati. Ka'bah Qiblatku Tanya : Man

Manusia Yang Hidupnya Diabadikan Dalam Al'Quran (Luqman Al Hakim)

Gambar
Kisah Luqman Al-Haqim Luqman Al-Hakim. Satu-satunya manusia yang bukan nabi,bukan pula Rasul, tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur'an adalah Luqman Al-Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hakikat hidup. "Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir." "Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya." "Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedangmenggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu." "Anakku, a

Apakah Takdir Itu Sama Dengan Nasib ?

Gambar
Apakah Takdir Itu Sama Dengan Nasib ? Takdir, Nasib, Ikhtiar Apakah Takdir itu sama dengan Nasib ? Sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari "Takdir" . Seseorang kapan terlahir atau meninggal bahkan ia terlahir sebagai wanita/laki-laki, siapa orang tuanya, kaka dan adeknya, dan bukankah ia tidak bisa memilih itu semua melainkan sudah ditentukan oleh Tuhan. Pengertian "Takdir" ini mungkin sangat perli dibedakan dengan "Nasib" . Untuk nasib sendiri, memang kitalah yang menentukan, akan tetapi "Takdir" adalah Tuhan yang menentukannya. Kita sering mencampur adukan masalah takdir dan nasib yang kebanyakan salah kaprah. Pnejelasan singkatnya: Takdir : Adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh dari takdir adalah : " Anda ditakdirkan Oleh Allah Swt menjadi manusia berjenis kelamin L/P, Meninggal dll"Tidak Bisa Dirubah" Nasib : Nasib adalah sebuah ketentuan Allah SWT Yang dapat dirubah/ sebuah proses.

Memahami Arti Kehidupan Manusia Diciptakan (Hidup Sesudah Mati)

Gambar
ARTI KEHIDUPAN MANUSIA DICIPTAKAN Arti Kehidupan Manusia diciptakan oleh Allah swt. agar mampu bekerja keras dan memakmurkan dunia ini (bumi). Allah menciptakan manusia dalam bentuk paling sempurna dan sebaik-baiknya serta menganugerahkan segala apa yang ada di langit dan di bumi beserta isinya. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, " Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (QS. At Tiin : 4).   Pada sisi lain, pada diri manusia secara khusus terdapat beberapa kekurangan atau keburukan yang tidak dimiliki oleh makhluk lain yang tidak dibebani tanggungjawab. Makhluk seperti ini disifati dengan kufur, zalim, sombong, rugi, durjana, dan pembangkang, karenanya manusia patut untuk beriman, bersikap adil, bijaksana, dan memelihara diri. Allah Ta'ala berfirman, "Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari". (QS. Ibrahim : 34) Disamping itu, manusia harus memahami makna taklif yang dibebankan kepadanya. Al Aqad

Penjelasan Perihal Orang - orang Sadiqin Didalam Tajrid (Terjemahan Kitab Al-hikam Karangan Syekh Ahmad Atailah)

Gambar
Penjelasan Perihal Orang - orang Sadiqin Didalam Tajrid Maqam Diri "Kehendakmu agar semata-mata beribadah, padalah Allah sudah menempatkan dirimu sebagai golongan orang yang harus berusaha untuk mendapatkan kehidupan duniamu (sehari-hari), maka keinginan seperti itu termasuk perbuatan (keinginan) syahwat yang halus. Sedangkan keinginanmu untuk berusaha, padahal Allah Ta’ala telah menempatkan dirimu di antara golongan yang semata-mata beribadah, mengikuti keinginanmu itu, berarti engkau telah turun dari semangat dan cita-cita yang tinggi.” Ungkapan tajrid di atas berarti meninggalkan sebab yang menjadi jalan untuk menemukan apa yang seharusnya dijalankan oleh orang-orang sadiqin, yakni dengan melaksanakan suatu sebab tidak membiarkan dirinya jatuh kepada perbuatan yang salah, karena berniat meninggalkan urusan duniawi, sebab semata-mata hendak beribadah. Watak yang dimiliki oleh orang sadiqin, ialah tidak meninggalkan dunia karena akhirat, dan tidak meninggalkan akhirat sebab dunia

Penjelasan Orang - Orang Yang Arif Terjemahan Kitab Al-Hikam Karangan Syekh Ahmad Atailah

Gambar
Kitab Al-Hikam Penjelasan Tentang ORANG – ORANG YANG ARIF Ciri - Ciri Orang Yang Arif “Tanda-tanda orang yang arif dalam amal, ia tidak membanggakan amal ibadahnya. Berkurangnya harapan kepada Allah ketika terjadi kekhilafannya kepada Allah.”  Orang yang arif adalah orang yang tidak membanggakan amal ibadahnya. Orang seperti ini kurang pengharapannya kepada Allah, ketika ia berhadapan dengan rintangan yang menimpa. Sedangkan sifat orang yang bijaksana dalam meneguhkan imannya kepada Allah selalu berpegang teguh (istiqamah) kepada kekuyasaan yang ada pada Allah.  Para arifin dalam imannya kepada Allah selalu menyaksikan kebenaran-Nya dari atas permadani hidupnya. Ia tidak dapat memutuskan hubungannya dengan Allah karena telah menyaksikan kebsaran Allah dari hidupnya sendiri. Ia tidak menjadikan amal  ibadahnya sebagai kebanggaan hidupnya, akan tetapi ia jadikan sebagai suatu kewajiban seorang hamba kepada Khaliq yang senantiasa ia kuatirkan, jikalau ibadahnya itu tidak diterima oleh All